12 Analisis Kritis dan Novelty Artikel - Critical Thinking Assessment

Permasalahan Kontekstual yang Relevan

  Meskipun berpikir kritis sering disebut sebagai unsur terpenting dalam pembelajaran fisika, pada kenyataannya penilaian berpikir kritis merupakan salah satu bidang yang sering diabaikan. Padahal asesmen sangat diperlukan untuk mengetahui apakah siswa sudah memiliki kemampuan berpikir kritis fisika yang cukup dan perlakuan apa yang harus diberikan. Salah satu penyebab yang menyebabkan penilaian berpikir kritis dalam pembelajaran fisika sering terabaikan adalah belum tersedianya tes yang secara khusus mengukur kemampuan berpikir kritis fisika. Masalah seperti ini sebenarnya sudah sering dikeluhkan oleh beberapa peneliti.

    Masalah lain yang muncul adalah format tes yang kurang tepat untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dan mengakomodasi cakupan materi. Bentuk tes yang sering digunakan adalah esai dan pilihan ganda. Esai adalah bentuk tes yang paling komprehensif. Namun, metode ini memiliki banyak kelemahan seperti ukuran berpikir tingkat tinggi yang terbatas, lebih boros dalam hal waktu dan biaya, subjektivitas yang tinggi, serta sulit ditentukan validitas dan reliabilitasnya. Sementara itu, pilihan ganda memiliki banyak keuntungan seperti mudah diimplementasikan dalam kelas besar, tingkat objektivitas tinggi, cakupan materi luas, dan dapat dikoreksi dengan mudah. Kelemahan dari pilihan ganda kurang komprehensif dan proses berpikir siswa tidak dapat dilihat dengan jelas.

    Permasalahan selanjutnya adalah penggunaan teori tes klasik yang memiliki banyak kelemahan juga membuat hasil pengukuran jauh dari kemampuan yang sebenarnya. Teori tes klasik memiliki banyak kekurangan, salah satunya adalah karakteristik butir soal yang tergantung pada peserta tes. Misalnya suatu pertanyaan akan menjadi pertanyaan yang mudah jika dijawab oleh peserta yang pandai, sebaliknya suatu pertanyaan akan menjadi sulit jika dijawab oleh peserta yang kurang pandai. Begitu pula skor yang mencerminkan kemampuan peserta bergantung pada tes. Jika hal ini terjadi, tingkat kemampuan peserta tes yang sebenarnya tidak akan pernah diketahui.

   Masalah yang terakhir adalah efisiensi dan efektivitas tes. Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan komputer dalam proses penilaian mulai diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam ujian nasional SMA yang dikenal dengan computer based test (CBT). Ujian nasional menggunakan desain ujian yang sama untuk siswa dengan usia atau jenjang pendidikan yang sama dengan asumsi memiliki kemampuan yang sama. Pada kenyataannya, siswa antar sekolah memiliki perbedaan kemampuan yang signifikan. Tes yang mengabaikan kemampuan peserta akan cocok digunakan untuk mengukur pencapaian standar kompetensi lulusan karena setiap siswa memiliki standar kompetensi yang sama. Namun kurang efisien untuk mengukur kemampuan peserta, terutama peserta dengan kemampuan rendah dan tinggi. Hal ini dikarenakan banyak item pertanyaan yang tidak dapat membedakan peserta tes. 

Solusi yang sudah ada dari Permasalahan Kontekstual

   Pengembangan tes berpikir kritis terstandar harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada (fisika) agar permasalahan tersebut tidak selalu terulang, dimana penerapan tes pilihan ganda dua tingkat merupakan solusi yang pernah dilakukan. Format ini terdiri dari beberapa pilihan jawaban dan beberapa pilihan alasan, sehingga akan menuntut siswa untuk berpikir dalam menentukan alasan yang cocok untuk pilihan jawaban mereka. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan dalam bahwa “akal” dapat mengubah atau meningkatkan akal seseorang untuk bertindak lebih tepat. Selain itu, penggunaan alasan saat menjawab tes pilihan ganda merupakan cara yang sensitif dan efektif untuk menambah nilai kelengkapan butir soal. Selain itu,  penerapan teori respons item (IRT) menjadi solusi dari permasalahan yang ada. Hal ini karena tingkat kemampuan peserta dan estimasi parameter item diukur secara akurat. Oleh karena itu, dalam mengembangkan konstruk fisika tes berpikir kritis harus dilakukan dengan IRT. 

     Selanjutnya solusi yang pernah diterapkan adalah pelaksanaan tes adaptif berbasis komputer dikenal sebagai tes adaptif terkomputerisasi (CAT). CAT memiliki keunggulan lebih efisien karena soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar dapat dihindari sehingga lamanya waktu tes dapat dipersingkat tanpa mengurangi tingkat ketelitian pengukuran, keamanan tes lebih terjamin, dan skor peserta langsung diketahui. Dengan solusi luar biasa yang ditawarkan oleh CAT, akan sangat berguna jika diterapkan dalam mengukur kemampuan berpikir kritis fisika siswa.

Solusi dan Desain/Rancangan Terbaru yang Ditawarkan

     Dalam artikel tersebut berfokus untuk menghasilkan tes adaptif terkomputerisasi untuk keterampilan berpikir kritis fisika (CAT-PhysCriTS) yang memenuhi kriteria kelayakan. Soal tes disajikan untuk mata pelajaran fisika siswa SMA kelas 11 dengan format pilihan ganda dua tingkat. Penelitian pengembangan ini didasarkan pada model 4-D yang dipadukan dengan model pengembangan tes oleh Oriondo & Antonio. Partisipan pada penelitian ini adalah 11 ahli dan 577 siswa SMA kelas 11 di Kulonprogo, Indonesia. Kelayakan media dan validitas isi item dinilai oleh ahli, sedangkan parameter item dan kemampuan diestimasi dengan teori respon item. Hasil yang diperoleh: 1) media CAT dinyatakan sangat layak dan validitas isi sebanyak 136 butir dinyatakan valid; 2) semua item cocok dengan model kredit parsial, reliabilitas item tergolong baik, dan indeks kesukaran item baik; 3) hasil CAT-PhysCriTS setara dengan prestasi akademik mahasiswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari CAT-PhysCriTS telah memenuhi persyaratan sebagai alat ukur dengan waktu pengukuran yang lebih cepat dan komprehensif untuk penilaian skala besar.

Contoh hasil tes siswa

Sumber : 

Abidin, A. Z., Istiyono, E., Fadilah, N., & Dwandaru, W. S. (2019). A computerized adaptive            test for measuring the physics critical thinking skills in high school students. International             Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE), 8(3), 376. 
     https://doi.org/10.11591/ijere.v8i3.19642


Komentar

Postingan Populer